AGAMA
1. Pengertian
Selain kata agama, dikenal pula kata din dari bahasa Arab dan kata religi dari bahasa Eropa. Untuk mendapatkan pengertian tentang agama, din dan religi berikut ini dikemukakan beberapa kutipan. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, agama (umum), manusia mengakui dalam agama adanya yang suci : manusia itu insyaf, bahwa asa suatu kekuasaan yang memungkinkan dan melebihi segala yang ada. Kekuasaan inilah yang dianggap sebagai khalik (asal yang segala yang ada). Tentang kekuasaan ini bermacam-macam bayangan yang terdapat pada manusia, demikian pula cara membayangkannya. Pemikiran Tuhan dianggap oleh manusia sebagai tenaga ghaib di seluruh dunia dan dalam unsur-unsurnya atas segala khalik rohani. Tenaga gaib ini dapat menjelma antara lain dalam alam (Animisme) dalam buku suci (Taurat) atau dalam manusia (Kristus).
Menurut H. Moenawar Chalil, kata din itu masdar dari kata kerja dana yadinu, yang mempunyai arti, cara atau adat kebiasaan, peraturan, undang-undang, taat atau patuh, menunggalkan ketuhanan, pembalasan, perhitungan, hari kiamat, nasihat, agama”.Dan menurut Prof. Dr. M. Driyarkara S.J., “bahwa istilah agama kami ganti dengan religi, karena kata religi lebih luas, jadi juga mengenai gejala-gejala dalam lingkungan hidup, dan prinsip. Istilah religi menurut asal katanya berarti ikatan atau pengikatan diri. Oleh sebab itu, religi tidak hanya untuk kini atau nanti melainkan untuk selama hidup. Dalam religi manusia melihat dirinya dalam keadaan membutuhkan, membutuhkan keselamatan dan membutuhkan secara menyeluruh”.
2. Klasifikasi Agama
Pada umumnya agama diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu agama wahyu (revealed-religion) dan agama nonwahyu (nonrevealed-religion). Untuk lebih jelasnya akan diuraikan berikut :
a. AgamaWahyu
Agama wahyu adalah agama yang diturunkan Allah swt dari langit melalui malaikat Jibril kepada para Nabi dan rasul Allah swt untuk disampaikan kepada umatnya. Oleh karena itu, agama wahyu disebut juga dengan agama langit, agama samawi, agama profetis, din-assamawi
revealed religion.
Yang termasuk agama wahyu adalah sebagai berikut :
1) Agama Islam, dengan kitab sucinya Al Qur`an yang diturunkan Allah swt kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril untuk seluruh manusia dan semesta alam.
2) Agama Kristen (Nasrani) dengan kitab sucinya Injil, diturunkan Allah swt kepada Isa as melalui malaikat Jibril untuk kaum Bani Israil.
3) Agama Yahudi dengan kitab sucinya Taurat, diturunkan kepada Nabi Musa as melalui malaikat Jibril untuk kaum Bani Israil.
b. Agama nonWahyu
Agama nonwahyu adalah agama yang lahir berdasarkan pemikiran atau kebudayaan manusia. Pada awalnya menurut historis agama nonwahyu diciptakan olef filosuf-filosuf masyarakat sebagai ahli pikir atau oleh pemimpin-pemimpin dari masyarakat, atau oleh penganjur dan penyiar masyarakat itu. Agama nonwahyu mengalami perubahan-perubahan sesuai dengan perkembangan pemikiran atau budaya masyarakat itu (animisme, dinamisme, politeisme, monoteisme). Oleh sebab itu agama nonwahyu dinamakan juga dengan agama budaya, agama bumi, agama filsafat, agama ra`yu, din at-thabi`i, din al-ardi, natural religion, nonrevealed religion. Yang termasuk dalam kelompok agama nonwahyu antara lain Hinduisme, Jainisme, Sikhisme, Zoroasterianisme, Konfusionisme, Thaoisme, Shintoisme, Budhisme.
3. Ciri-Ciri Agama
Ciri-ciri agama pada umumnya adalah sebagai berikut :
a. Agama adalah suatu sistem tauhid atau sistem keimanan (keyakinan) terhadap eksistensi suatu yang absolut (mutlak), diluar diri manusia yang merupakan causaprima atau pangkal pertama dari segala sesuatu termasuk dunia itu dengan segala isinya.
b. Agama merupakan satu sistem ritual atau peribadatan (penyembahan) dari manusia kepada sesuatu yang absolut.
c. Agama adalah suatu sistem nilai atau norma (kaidah) yang menjadi pola hubungan manusiawi antara sesama manusia dan pola hubungan dengan ciptaan lainnya dari yang absolut.
Ciri-ciri agama wahyu antara lain :
a. Mengakui eksistensi Allah swt dengan kebenaran yang mutlak dari Allah swt.
b. Diturunkan dari langit dengan perantaraan malaikat Jibril kepada rasul-rasul Allah swt.
c. Penyampaian wahyu Allah swt itu kepada para Nabi dengan ditentukan waktu kelahirannya.
d. Memiliki kitab suci yang diwariskan rasul Allah swt dengan isinya yang tetap yang dikodifikasikan dalam Taurta, Injil dan Al Qur`an.
e. Konsep ketuhanannya serba Esa-Tuhan yang murni.
f. Kebenaran prinsip-prinsip ajaran agama itu dapat bertahan kepada kritik akal manusia mengenai eksistensi dan kebenaran alam gaib akal dapat menerimanya.
g. Ajarannya tidak berubah sepanjang zaman (universal) meskipun zaman terus erkembang, bahkan cocok dalam situasi apapun dan dimanapun.
Ciri-ciri agama nonwahyu antara lain :
a. Tidak mengakui eksistensi wahyu Allah swt sebagai kebenaran yang mutlak.
b. Tidak diturunkan dari langit, berarti tidak mengenal malaikat.
c. Tidak disampaikan oleh rasul Allah swt.
d. Tidak memiliki kitab suci yang diwariskan oleh Nabi.
e. Konsep ketuhanannya bukan serba Esa-Tuhan.
f. Kebenaran prinsip ajaran agama tidak bertahan terhadap kritik akal manusia mengenai alam gaib tak termakan oleh akal manusia, dan mengenai alam nyata terbukti kekeliruan ilmunya.
g. Terjadi perubahan mental dan sosial dari masyarakat penganutnya.
Dijelaskan oleh para ahli, bahwa ketiga agama wahyu (Yahudi, Nasrani, Islam) yang masih bertahan kemurnian tauhidnya hanya agama Islam. Memang ketiga agama tersebut mempunyai asal yang satu. Akan tetapi, perkembangan masing-masing dalam sejarah mengambil jalan yang berlainan, sehingga timbullah perbedaan antara ketiganya. Agama Yahudi dan Nasrani tidak lagi dipandang sebagai agama samawi yang murni, para ahli berpendapat bahwa kitab suci kedua agama tersebut mengalami perubahan, yaitu terdapatnya intervensi pemikiran manusia kedalam kitab suci mereka. Dari sudut ketuhanannya pun kedua agama tersebut ternyata tidak lagi menganut keesaan yang murni. Seperti dalam agama Nasrani, Tuhan yang satu terdiri dari tiga oknum yaitu Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Ruhul Kudus (Trinitas). Sedangkan Islam adalah agama tauhid murni, jadi agama samawi murni sekarang hanyalah agama Islam, seperti yang dijelaskan dalam Al Qur`an surat Ali Imran/3 : 19 sebagai berikut :
19. Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah swt hanyalah Islam tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab* kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah swt Maka Sesungguhnya Allah swt sangat cepat hisab-Nya.
* Maksudnya ialah Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum Al Quran.
Kitab suci agama Islam adalah satu-satunya kitab suci yang masih terpelihara keaslian dan keautentikannya, tidak mengalami perubahan sejak diturunkannya pada abad ke-6 Masehi sampai sekarang, bahkan sampai akhir zaman. Dalam hal ini Allah swt menegaskan dalam firman-Nya surat Al-Hijr/15 : 9 sebagai berikut :
9. Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya*
* Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Quran selama-lamanya.
4. Agama sebagai Sumber Kebenaran
Dalam hal ini yang dibicarakan adalah sumber kebenaran agama Islam. Sudah dijelaskan dalam uraian diatas bahwa agama Islam adalah satu-satunya agama wahyu yang masih terpelihara kemurnian tauhidnya dan kemurnian kitab sucinya. Oleh karena itu kebenaran agama Islam adalah mutlak dan abadi. Islam mengajarkan bahwa kebenaran yang hakiki hanyalah berasal dari Tuhan (wahyu) dan bahwa yang berasal dari Tuhan adalah kebenaran yang pasti.
Firman Allah surat Ali Imron : 60.
60. (apa yang telah Kami ceritakan itu), Itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu Termasuk orang-orang yang ragu-ragu. (Surat Ali Imran : 60)
Firman Allah surat Al Isra`/17 : 105.
105. dan Kami turunkan (Al Quran) itu dengan sebenar-benarnya dan Al Quran itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. (QS. Al Isra`/17 : 105)
Agama Islam yang ajarannya bersumber dari kitab suci Al Qur`an diturunkan untuk membimbing dan memberi petunjuk kepada manusia guna mencapai kesejahteraan hidupnya di dunia dan di akhirat.
Firman Allah surat An Nahl/16 : 89.
89. (dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (QS. An Nahl/16 : 89)
Ajaran agama Islam di dalamnya terdapat aspek-aspek yang bersifat prinsip, yang memang tidak dapat diganggu gugat sama sekali, apalagi merubahnya, seperti dalam masalah aqidah (rukun iman), keesaan Allah swt, kemahakuasan-Nya dan kesempurnaan-Nya dan tentang ibadah-ibadah mahdhah. Disamping itu, terdapat pula aspek-aspek ajaran Islam yang bersifat elastis dan tidak monotif yang selalu dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Aspek-aspek itu menyangkut sebagian masalah muamalah yang mengatur hubungan antarmanusia dengan lingkungannya (manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan). Dalam aspek iniIslam hanya meletakkan prinsip-prinsip pokok yang bersifat universal, sehingga terbuka kesempatan bagi penganut Islam (cendekiawan, ulama) untuk mengembangkan ajaran Islamdengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip pokok itu. Contoh dalam masalah hukum, diterapkan prinsip keadilan, dalam ketatanegaraan (politik) diterapkan prinsip musyawarah dan persamaan, dalam perdagangan atau ekonomi diterapkan prinsip jangan menipu, jangan makan riba, jangan mengadakan manipulasi dan sebagainya.
Sangat jelas bahwa ajaran Islam itu mencakup berbagai dimensi kehidupan manusia (multi dimensional) senantiasa dapat menyesuaiakan diri dengan perkembangan dan tidak pernah mengenal istilah ketinggalan zaman, asalkan prinsip-prinsip pokok yang terdapat dalam sumber original Islam yaitu Al Qur`an dan Hadits tidak pernah dilanggar atau dilangkahi, sehingga nilai-nilai original Islam tetap terpelihara sepanjang masa. Disitulah letak keabadian ajaran Islam yang diaktakan bahwa kebenarannya bersifat mutlak (absolut). Oleh karena itu manusia berkewajiban untuk mencari dan menggali nilai-nilai itu dari Al Qur`an dengan menggunakan berbagai kemampuan ijtihad atau daya analisis yang terdapat dalam diri manusia. Dengan demikian Al Qur`an sebagai wahyu Allah swt yang terakhir di dunia ini merupakan sumber yang tidak pernah berhenti untuk pengembangan berbagai bidang kehidupan manusia itu sendiri. Dengan kata lain Al Qur`an merupakan sunnatullah yang beriringan dan berdampingan dengan hukum-hukum alam yang menjadi dasar pergerakan dan perjalanan alam ini. Sehingga antara alam dengan Al Qur`an tidak dipisahkan satu sama lain, karena keduanya saling menafsirkan dan saling memberikan petunjuk kepada manusia mengenai jalan yang harus ditempuh untuk menciptakan progres dalam kehidupan duniawidan kesejahteraan ukhrawi.
5. Persamaan dan Perbedaan Ilmu, Filsaf at dan Agama
Sebagai kesimpulan dapatlah diadakan perbandingan antara ketiganya dengan melihat
unsur-unsur yang menjadi titik persamaan dan titik perbedaannya.
Persamaannya adalah sebagai berikut :
a. Ketiganya merupakan sumber atau wadah kebenaran (objektivitas) atau bentuk pengetahuan.
b. Dalam pencarian kebenaran (objektivitas) itu, ketiga bentuk pengetahuan itu masing-masing mempunyai metode, sistem dan mengolah objeknya selengkapnya sampai habis-habisan.
c. Ilmu pengetahuan bertujuan mencari kebenaran tentang mikrokosmos (manusia), makrokosmos (alam) dan eksistensi Allah swt. Agama bertujuan untuk kebahagiaan manusia dunia akhirat dengan menunjukkan kebenaran asasi dan mutlak itu, baik mengenai mikrokosmos (manusia), makrokosmos (alam) maupun Tuhan/Allah swt itu sendiri.
Perbedaannya antara :
a. Sumber kebenaran pengetahuan dan filsafat adalah sama, keduanya dari manusia itu sendiri, dalam arti pikiran, pengalaman dan intuisinya. Oleh karena itu disebut juga bersifat horisontal dan imanen. Sumber kebenaran agama adalah dari Allah swt di langit, karena itu disebut juga bersifat vertikal dan transendental.
b. Pendekatan kebenaran ilmu pengetahuan dengan jalan riset, pengalaman, dan percobaan sebagai tolak ukurnya. Pendekatan kebenaran filsafat dengan jalan perenungan dari akal budi atu budi murni manusia secara radikal, sistematis, dan universal tanpa pertolongan dan bantuan dari wahyu Allah swt. Pendekatan kebenaran agama dengan jalan berpaling kepada wahyu dari Allah swt yang dikodifikasikan dalam kitab suci Taurat, Injil dan Al Qur`an.
c. Sifat kebenaran ilmu pengetahuan adalah positif dan nisbi. Sifat kebenaran filsafat adalah spekulatif dan juga nisbi, sedangkan sifat kebenaran agama adalah mutlak (absolut) karena bersumber dari zat Yang Maha Benar dan Maha Sempurna yaitu Allah swt.
d. Tujuan ilmu pengetahuan itu hanyalah teoritis, demi ilmu pengetahuan dan umumnya pengalamannya untuk tujuan ekonomi praktis atau kenikmatan jasmani manusia. Tujuan filsafat, kecintaan kepada pengetahuan yang bijaksana dengan hasil kedamaian dan kepuasan jiwa yang sedalam-dalamnya. Tujuan agama adalah kedamaian, keharmonisan, kebahagiaan, keselamatan, keselarasan, keridhoan dunia dan akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar