DAULAH ABBASIYAH
Diperkirakan
akhir kekhilafahan Dinasti Umayah pada masa pemerintahan Marwan bin Muhammad
yaitu sekitar antara tahun 127-132. Dan itu pertanda dimulainya berdiri daulah
Abbasiyah. Pada masa itu bergejolaknya pemberontakan melawan pemerintahan
Umayah di Syam. Munculnya berbagai kekacauan di Irak, terlepasnya keluarga
pemerintahan Umawiyah, bertambahnya aksi pembunuhan apalagi di daerah Khurasan.
Maka Umawiyah mulai terpecah, dan dari mulai saat itulah kemunculah Daulah Abbasiyah.
Panamaan Abbasiyah itu dinisbatkan kepada Abbas seorang paman Nabi Saw. Beliau
meninggal pada masa kekhilafahan Utsman Ra. Diantara keluarganya yang paling
terkenal adalah Abdulah yang menjadi seorang wali di Bashrah pada masa
kekhilafahan Ali bin Abi Thalib. Dia meninggal pada masa kekhilafahan abdul
Malik bin Marwan. Dia diganti oleh anak-anaknya, yang paling kecil dari mereka
adalah Ali. Umawiyah melepakan kota
Hamimah dekat tempat tinggal di Yordan.
Perpindahan Kekhilafahan
Kepada Bani Abbas
Setelah
peperangan di Karbala
orang-orang Syiah sangat menentang Umawiyah. Mereka banyak melakukan kekacauan
untuk menguasai Umawiyah. Mereka menjadikan sebagai hamba sahayanya keluarga
Ali, khususnya keluarga Hasyim bin Muhammad bin Hanafiyah. Maka Sulaiman bin
Abdu Malik khalifah Umawiyah menyerunya. Ketika dia melihat kekuatan dirinya
sudah mulai sakit-sakitan, dan sudah merasa bahwa ajalnya sudah dekat [98 H]
dia menurunkan tahta kepemimpinannya kepada Muhamad bin Ali al Abbas. Dia memberikan
nama panggilannya dan menyerahkan beberapa surat untuk dipersembahkan kepadanya.
Kekuatan
pasukan Abbasiyah yaitu dengan bergabungnya Syiah terhadap mereka, maka Muhammad
bin Ali menyusun para juru dakwah dari Abbasiyah . Dia memilih 70 juru dakwah
dengan dipimpin oleh 12 pimpinan. Yang paling terkenal dari mereka adalah
Sulaiman bin Katsir al Khuza`i dan Qahthabah bin Syabib ath- Thai. Dia
meminta untuk berdakwah dengan penuh kerelaan terhadap keluarga Muhamad dengan
tanpa menyebutkan nama imam, karena takut akan peniksaan dari Umawiyah. Dia
membagi dakwahnya kepada tiga pusat yaitu :
1.
Hamimah yaitu jalan yang dilalui
oleh kafilah dan jamaah haji.
2.
Kufah sebagai pusat Syiah, dan
pusat yang menyambungkan antara Hamimah denga wilayah yang lain.
3.
Khurasan karena letaknya yang jauh
dari daulah Umayah, dan terbagi-baginya kabilah yang memenuhi negeri.
Muhammad bin
Abdilah menjelaskan posisi untuk para juru dakwah dengan beberapa surat berikut ini: Untuk
daerah Kufah dan sekitarnya kelompok Ali dan anaknya, daerah Bashrah Utsman menulis
“ Jadikanlah Abdulah seorang yang dibunuh, dan jangan kamu jadikan dia yang
membunuh. Adapun untuk penduduk Syam mereka tidak mengetahui kecuali keluar ga
Abi Sufyan dia taatb kepada Bani Umayah. Dan adapun untuk Makkah dan Madinah
sungguh telah dikalahkan oleh Abu Bakar dan Umar, akan tetapi bagi kalian
adalah di Khurasan, sebab di sana
terdapat penduduk yang banyak dan kekuatan yang sangat nanpak. Di sana ada hati-hati yang
selamat dan juga hati-hati yang kosong.
Mulailah
pasukan dakwah bergerak untuk berdakwah, yang dilancarkan oleh 12 pemimpin dan
70 dai. Itu terjadi sampai tahun 129 H. ketika pada masa kekuasaan Khalifah
Marwan bin Muhammad surat
itu ditujukan kepada salah satu pimpinan yaitu Abi Muslim al-Kharsani. Imam
Ibrahim bin Muhammad bin Ali bin Abdilah bin Abbas supaya benar benar melangkah
kepada orang yang berbicara bahasa Arab. Dia meninggal ketika di dalam penjara,
maka Abu salamah pindah berdakwah kepda Abbasiyah, dan dia menjadikan Kufah
sebagai markas dakwah dan Abu Abbas dan juga para pembesarnya menghadap ke
Kufah. Muhammad bin Ali al-Abbas meninggal pada tahun 125 H, dia mewasiatkan
kepemimpinannya kepada anaknya Ibrahim pada tahun 138 H. Imam Ibrahim tahu
kepada Ali Abi Muslim al-Khurasani. Maka dia memilihnya sebagai pengganti di
Khurasan dan cepat- cepat mengumumkan dakwah dengan lantang kepada Bani Abbas.
Dia juga memerintahkan kepada orang –orang supaya memakai baju hitam. Bani Abbas
menempatkan penjajahanya sejak tahun 130, dengan kepemimpinan Qahtabah bin
Syabib, Khuzaimah sampai ke Khurasan, kemudian mereka maju menuju ke sebagian kota di Irak.
Khalifah
Umawiyah berusaha untuk melawan pergerakan Abbasiyah, mereka maju menuju arah
Irak dengan membawa pasukan yang besar. Maka mereka bertemu dengan pasukan Abbasiyah
di bawah pimpinan Abdulah bin Ali paman Supah. Pasukan Umawiyah lalu melarikan
diri ke Palestina dan Mesir. Pasukan Abbasiyah menempatkan penjajahannya ke
sebelah selatan Irak, dan Damaskus. Mereka di damaskus mengangkat bendera, dan
mengutus pasukannya untuk mengganti Khalifah Umawiyah, mereka memeranginya di kota Bawasir, juga
mengutus pimpinannya untuk menumpahkan darah di Kufah. Dengan kejadian seperti
itu berakhirlah masa pemerintahan daulah Umawiyah. Sebagian Umawiyah melarikan
diri ke Katim di ujung kota
sebelah barat. Dan sebagiannya lagi melarikan diri ke Habasyah dan Andalusia [ Spanyol]
Beberapa Keistimewaan Daulah
Abasiyah
- Daulah Abbasiyah tetap berdiri sampai hampir lima abad yaitu sejak 132-656 H atau 750- 1258 M.
- Berpindahnya ibu kota dari Damaskus ke Baghdad.
- Lemahnya armada Abbasiyah di daerah laut tengah.
- Gemilangnya kehidupan perekonomian, apalagi dalam sektor perdagangan.
- Diantara lemahnya kekhilafahan Abbasiyah adalah terpisahnya wilayah wilayah yang jauh, apalagi daerah barat. Itu menjadi tanda tidak adanya daulah.
- Keistimewaan Abbasiah pada masa-masanya berbeda-beda itu semua karena daulah Abbasiyah terbagi kepda lima generasi yaitu :
Masa keemasan
yaitu dari tahun 132-232 H. Pada masa pemerintahan ini dipimpin oleh sembilan khalifah.
Mereka itu adalah Asufah, al-Mansur, Al-Hadi, Ar-Rasyid, Al-Amin, Al-Ma’mun, Al-Mu’tashim,
Al-Watiq. Keistimewaan pada masa ini dikarenakan para khalifahnya yang kuat.
Mereka menjadi sumber kekuatan sebagaimana halnya kembali segala urusan yang
berkaitan dengan Diwan Negara. Abu Ja’far al- Mansur berkata sesungguhnya aku
penguasa di bumi Allah”. Diantara keistimewaan yang lain pada masa ini adalah
berkembangnya peradaban Islam dan pesatnya ilmu pengetahuan, apa lagi pada masa
Ma’mun. Bertambahnya gerakan Syiah dan Mu’tajilah.
Masa Turki
yaitu dari tahun 232-334 H. Pada masa pemerintahan ini ada 13 Khalifah. Pada
masa ini ada beberapa keistimewaan diantaranya :
·
Bertindak
sewenang-wenangnya kepemimpinan Utrak, dan lemahnya khalifah. Mereka menawan dan menyingkirkan orang-orang
kapan saja mereka mau, bahkan mereka membunuhnya.
·
Mulainya kekuatan Atrak
ketika berdirinya khalifah Al-Mu’tashim, yaitu dengan terbentuknya pasukan
perang, mereka para penguasa yang membeli orang–orang dari pasar Nukhasah. Dan
menempatkannya di kota karena banyaknya
penganiayaan terhadap orang-orang di Baghdad.
·
Banyaknya orang Turki
pindah ke Baghdad,
ketika mereka mendengar pemeri ntahan Turki melaksanakan peraturan, dengan
membuat peraturan hukum jilid di negara. Orang yang hijrah banyak sekali hampir
mencapai satu juta orang.
·
Susutnya kekuasaan para
mentri dan munculnya jabatan amir. Khalifah membuat peraturan yang baru yang
dia sukai
·
Bertambahnya kekacauan
dalam daulah Abbasiyah, yaitu dengan terpecahnya anggota keluarga Abbas dari
khilafah. Berkuasanya pimpinan Atrak, juga munculnya kelompok Syiah di Irak,
Suriya , dan jazirah Arab, ditambah adanya pemberontakan dari orang Negro.
·
Susutnya pengaruh daulah Abbasiyah,
dan terpisahnya sebagian wilayah sehingga tidak ada yang tersisa pada kekuasan
khalifah , kecuali Baghdad.
Maka berdirilah daulah Hamdaniyah di Mosul, daulah Shafariyah di Sijistan Tauluniyyah
di Mesir, dan Idarosah di sebelah selatan Afrika.
·
Masuknya perempuan dalam
urusan negara [pemerintahan]. Mereka ikut mengatur keadaan negara.
·
Bertambahnya pengaruh hamba
dahaya dalam membantu urusan negara. Dari kalangan hamba sahaya banyak yang
menjadi Khalifah. Khalifah menyandarkan sebagai prajurit perang kepada mereka.
Khalifah Muktadhar menyandarkan pimpinan pasukan perang kepada pembantunya.
·
Berkecamuknya peperangan
daulah Bizantium. Mereka berusaha memerangi Suriya dan Jazirah. Hampir-hampir
Bizantiumpun menyerahkan Suriya, kalau tidak ada perlindungan dari daulah
Hamdaniyyah.
Dinasti Buwaihi [ 334-447 H /
945-1055 M]
Pada masa
pemerintahan Buwai hi dipimpin oleh empat Khalifah. mereka adalah al- Muthi`,
at-Thai, al-Qadir, dan al-Qaim. Berbagai urusan negara berada di bawah
kekuasaan Buwaihiyin. Di antara keitimewaan pada dinasti ini adalah :
- Buwaihi merupakan kelompok Syiah, mereka menggulingkan kekuasaan khilafah yang sedang berkuasa. Para Khalifah bersembunyi di gedung-gedung, dan merekapun meninggalkan urusan negara. Terjadilah pertengkaran dalam kekuasaan Buwaihi antara mereka dengan Turki.. Oleh karena itu terjadilah berbagai kekacauan, dan hilangnya keamanan. Sampai-sampai Barjami seorang pembajak memperlihatkan wataknya yang kejam kepada orang-orang. Mereka berhadapan dengan para penjaga. Mereka suka merampas harta, membunuh kaum pria, dan suka menculik anak-anak.
- Berakhirnya kehidupan perekonomian, di antaranya dalam bidang pertanian, industri, dan perdagangan. Itu semua dikarenakan hilangnya keamanan, dan terebarnya kekacauan.
- Tersebarnya madzhab Syiah di dalam daulah, karena Syiah merupakan madzhab pemerintahan Buwaihi di Baghdad. Ditambah berdirinya daulah Fathimiyah yang Syiah di Afrika. Dengan ini di dunia Islam ada tiga Khalifah, yaitu: Abbasiyah di Baghdad, Fathimiyah di Kairo, dan Umawiyah di Andalusia [ Spanyol ]
- Merdekanya daerah-daerah yang ada dalam negara Maka berdirilah daulah Ghazniyah di Afganistan di sebelah barat India. Dan berdirilah daulah Fathimiyah di Afrika Utara, Mesir dan Suriya. Berkecamuknya peperangan Bizantium di Su riya. Mereka menguasai sebelah utara Suriya pada tahun 968 dan mereka juga mewajibkan pajak di Damaskus pada tahun 75 H .
Dinasti Saljuk [ 447- 547 h /
105 – 1152m].
- Pada masa pemerintahan ini ada sekitar 6 Khalifah yaitu : al-Qaim, al-Muqtadi, al-Mutadzhar, al-Musytarsyid, Irayid dan Muqtadi. Beberapa keidtimewaan pada masa ini adalah :
- Kepemimpinan berada dalam madzhab Sunni., dan menjadikan Sunni sebagai madzhab resmi negara. Saljuk mengokohkan mazdhab sunninya kepada aparat pemerintah yang baru. Mereka membuka beberapa sekolah, yang paling terkenal adalah madrasah atau sekolah Nidzamiyah. Sebagai tempat untuk menyebarkan paham Sunni. Mereka juga membangun Mesjid-mesjid, tempat pertemuan dan langgar. Supaya terhindar dari noda–noda agama.
- Saljuk menyatukan daulah Islamiyah. Daulahnya terbentang dari Cina Timur ampai laut tengah sebelah barat dari perairan Arab selatan sampai laut Qazwin utara.
- Saljuk menyeru para prajuritnya kepada kemulyaan Islam untuk mengusir Bizantiyum dari perbatasa da dari bumi Suriya. Juga untuk menjajah Bizantium karena menolak pajak.
- Terjadinya perang salib. Keberhasilan dalam perang ini adalah terbentuknya pemerintahan di Ethiopia, Tarablis, dan Mamlakah di Baitul Maqdis.
Masa Kebangkitah Khilafah
Abasiyah [ 547-659 H]
Khalifah al
Muktafi berudsaha memperkecil administrasi Negara, ketika Saljuk dalam posisi
lemah dikarenakan kematian Masud pada tahun 553 H/ 1152 M. Dia bmembentuk
pasukan perang dan memperkecil administrai di Bagdad.
Adapun yang ada hanyalah bagian kecil daja. Yang ada hanyalah Saljuk dan
Itibakah. Itibakah adalah raja Khawarizm yang kuat di timur. Dan I madudin
Zanki di Mo sul kemudian anaknya menjadi gubernur di Syam dan Mesir. Juga
khilafah Fathimiyah membatalkan kepada kepemimpinan Solahudin al-Ayubi.
Keberhasilan
pada masa pemerintahan ini adalah berhasilnya menyatukan Syam dengan Mesirdan kemenangan
Solahudin dalam peperanga Hitin pada tahun 187. Dan kembalinya pengaruh agama
untuk madzhab Sunni. Tetepnuya
dunia Islam yang terbagi kepada
Negara-negara yang terbentang sepanjang jalan, dan keberhasilan Magol dalam
menjajah Baghdad
pada tahun 656 H/ 1258 M.
Futuhat Islamiyah
Tetapnya batas
antara daulah Abbasiyah dengan daulah yang berdampingan dengan medan perang yang dibatasi.
Futuhat Islam berhenti, maka Abbasiyah mengarahkan penjagaanya itu terhadap
daerah perbatasan. Dia membuat takut musuh, dan menahan serangan dari orang
yang akan menguasainya. Di antara sebabnya itu adalah :
- Luasnya daulah Abbasiyah yang mengharuskan jihad secara besar-besaran demi untuk menguasainya dan mengamankan perbatasan.
- Tidak berusahanya Abbasiyah dalam membangun armada di laut tengah.
- Memusuhinya penduduk Syam terhadap Abbasiyah karena mereka bersahabat denga Umawiyah.
- Banyaknya gerakan-gerakan yang berada di dalam, dan banyaknya usaha dari para panglima untuk memerdekakan diri dari daulah. Hal itu menyibukan Abbasiyah untuk menyelesaikan pergerakkan mereka. Futuhat itu sungguh telah menyebar menjadi beberapa kelompok atau pimpinan, yaitu :
Kelompok Utara
Saling membalasnya
Abbasiyah dan Bizantiyum dalm menjaga perbatasan, itu terjadi pada tahun 137 H.
Bizantiyum mendapatkan ganimah daerah Ambaratar dan menguasai negeri. Dan pindah
ke kota
Mulkiyah Asia kecil. Maka khalifah al-Manshur mengarahkan penjagaanya yang kuat
demi mempertahankan kota
dan perbatasan-perbatasannya. Peperangan terjadi antara dua arah sebelum Rum
mengadakan perdamaian dengan menyerahkan pajak kepada kaum muslimin pada tahun
155 H. Pada tahun 162 H Bizantium mencabut perjanjian damai, lalu menyerang
kota Marasy Islamiyyah dan membakarnya. Maka khalifah al-Mahdi keluar menemui
mereka demi melawan kelaliman mereka.
Pada tahun 181
H Harun ar Rasyid berperang dengan negara Rum dan sampai pada pintu-pintu
Qisthiniyah. Kekaisaran Iran
menyetujui untuk menolak pajak dengan ukuran 90.000 dinar
Kelompok Timur
Khalifah al-Mahdi
mengarahkan penyerangannya ke India
pada tahun 159 H. Membuka benteng sebelah utara di Khurasan. Sebagaimana berdirinya
qabilah-qabilah Arab. Dia menyebarkan Islam ke utara Kaukus dan antara pantai
laut Qazwin, pantai laut Hitam, dan jazirah Qarm. Masuk islamlah Syaisyan, Jarkas
dan Digistan pada tahun 160- 200 H. Mereka sebelumnya menyembah bintang dan
pohon.
Kelompok Laut Tengah
Kaum mulimin
menjaga daerah pantai daulah Abbasiyah dan laut tengah, sebagaimana mereka
berusaha keras untuk memerdekakan wilayah laut tengah, dan daerah selatan Italia.
Memerdekakan
jazirah Kurat: Abu Hafsh Umar bin Syuaib salah seorang muhajir dari Andalisia
berhasil membangun armada dengan membuat 40
kapal pada tahun 212 H . Dia pindah ke jazirah dan membangun kota Kindi Pemerintahan
Abu Hafsh berlangsung sampai pertengahan abad ke 4 H ketika menempati
Bizantium.
Memerdekakan
negeri Sisilia : Panglima Bizanati meminta unntuk membantu kaum muslimin penyerangan wilayah laut ke pinggiran
Sisilia pada tahun 312 H / 827 M. Kemudian mengarahkan penyeranganya ke
Sirqasan dan menempatinya. Sampailah pada kepemimpinan Muhammad bin Aglab kaum
muslimin berhasil menempati daerah Balram. Pada tahun 878 M kota Sarqasah menyerah kepada kaum muslimin.
Kaum muslimin memerintah dengan pemerintahan yang adil. Mengutamakan dalam
sektor perdagangan, pertanian, industri, dan mendirikan sekolah-sekolah.
Memerdekakan
daerah utara Italia. Terjadinya perang antara pemerintah Nabili Wahidi. Dia
meminta membantu pemerintah Balrom, al-Muslim. Orang zindiq masuk akan tetapi orang
muslim mampu mengalahkannya, dan mampu menguasai Mina pada tahun 841 M.
Sebagaimana mereka menyerang Rum pada tahun 846 M.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar