Hijab Muslimah (2)
Penyusun:
Abu Sa’id Satria Buana (Alumni Ma’had Ilmi)
KEJELEKAN
TABARRUJ (BERHIAS)
Pertama,
tabarruj adalah maksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya.
Barang siapa
yang maksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya maka ia hanya akan
mencelakakan dirinya sendiri dan tidak akan mencelakakan Allah sedikit pun.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كل أمتي يدخلون الجنة إلا من أبي ، قالوا : يا رسول الله
و من يأبي ؟ قال من أطاعني دخل الجنة ، و من عصاني فقد أبي
“Semua
umatku akan masuk surga kecuali orang yang enggan”, para sahabat bertanya: “Ya
Rasulullah siapakah orang yang enggan?” Beliau menjawab, “Siapa yang taat
kepadaku maka ia akan masuk surga dan siapa yang maksiat kepadaku maka ia telah
enggan (untuk masuk surga).” (HR. Bukhari)
Kedua, tabarruj menyebabkan laknat dan dijauhkan dari rahmat Allah.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
سيكون في آخر أمتي نساء كاسيات عاريات ، علي رؤوسهن
كأسنمة البخت ، العنوهن فإنهن ملعونات
“Akan ada
pada akhir umatku nanti wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, kepala
mereka seakan-akan punuk unta, laknatlah mereka karena sesungguhnya mereka
adalah wanita-wanita terlaknat!”
Ada dua tafsiran
dalam hadits ini tentang maksud berpakaian tapi telanjang. Pertama adalah
wanita yang berpakaian tebal akan tetapi ketat sehingga menggambarkan
lekuk-lekuk tubuhnya. Kedua adalah wanita yang memakai pakaian lebar akan
tetapi transparan sehingga terlihat tubuhnya. Maka bagaimana dengan keadaan
wanita sekarang yang berpakaian minim sekaligus transparan??
Ketiga,
tabarruj adalah sifat penghuni neraka.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
صنفان من أهل النار لم أرهما : قوم معهم سياط كأذناب
البقر يضربون بها الناس ، و نساء كاسيات عاريات ….
“Ada dua
golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya: Kaum yang membawa
cemeti seperti ekor sapi yang digunakan untuk memukul manusia, dan
wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang…”
Keempat,
tabarruj adalah perbuatan keji.
Wanita
adalah aurat dan membuka aurat adalah merupakan keji. Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman:
وَإِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً قَالُوا وَجَدْنَا عَلَيْهَا
آبَاءَنَا وَاللَّهُ أَمَرَنَا بِهَا قُلْ إِنَّ اللَّهَ لا يَأْمُرُ
بِالْفَحْشَاءِ أَتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ
“Dan apabila
mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: “Kami mendapati nenek moyang
Kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh Kami mengerjakannya.
“Katakanlah: “Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang
keji” mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (QS. Al
A’raf: 28)
Sebenarnya
syaitanlah yang memerintahkan manusia melakukan perbuatan keji sebagaimana
firman Allah subhanahu wa ta’ala:
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ
بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلا وَاللَّهُ
وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Syaitan
menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat
kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan
karunia. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al
Baqarah: 268)
Apakah kita
ingin menjadikan syaitan sebagai pelindung selain Allah:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ
فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ
أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ
بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلا
“Dan
(ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: “Sujudlah kamu kepada
Adam, Maka sujudlah(*) mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, Maka
ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil Dia dan
turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah
musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi
orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Kahfi: 50)
(*) Sujud di
sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud
memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada
Allah.
Kelima,
tabarruj adalah ajaran iblis.
Pelajaran
ini bisa diambil dari kisah Adam dan Hawa yang terbujuk dengan rayuan iblis
sehingga akhirnya terlepaslah aurat yang menutupi keduanya akibat bermaksiat
kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Kisah Adam dengan iblis memberikan gambaran
kepada kita bagaimana musuh Allah tersebut membuka peluang untuk melakukan dosa
dan mengoyak tirai pelindung dirinya, tabarruj merupakan tujuan yang diinginkan
oleh syaitan, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
يَا بَنِي آدَمَ لا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا
أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا
لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لا
تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لا
يُؤْمِنُونَ
“Hai anak
Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah
mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya
pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya.” (QS. Al
A’raf 27)
Jadi
iblislah yang memerintahkan tabarruj dan membuka pakaian di hadapan manusia.
Dialah pemimpin utama dari pencetus dengan istilah yang dinamakan sekarang ini
dengan sebutan Tahrirul mar’ah (Pembebasan wanita).
Keenam,
tabarruj adalah gaya hidup orang-orang Yahudi.
Orang-orang
Yahudi memiliki peran yang sangat besar dalam menghancurkan umat ini melalui
wanita, dan kaum wanita memang memiliki pengalaman di bidang ini, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Hati-hatilah pada dunia!, hati-hatilah pada
wanita! Sesungguhnya fitnah (musibah) pertama yang menimpa bani Israil (kaum
Yahudi) adalah dari wanita.”
Ketujuh,
tabarruj adalah perbuatan Jahiliah yang sangat tercela.
Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman dalam rangka mencela orang-orang Yahudi,
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ
مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
“Apakah
hukum Jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik
daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS. Al Maidah: 50)
Nabi telah
menyifati ajakan Jahiliah sebagai ajakan busuk dan kotor, ajakan jahiliah
selaras dengan tabarruj jahiliah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda ketika memperingatkan salah seorang sahabatnya:
(إن فيك امر
جاهلية)
“Sesungguhnya
pada dirimu ada perkara Jahiliyyah.” (HR. Bukhari)
Dan Jahiliah
mencakup semua perkara jahiliah baik tabarruj jahiliah ataupun
perbuatan-perbuatan jahiliah lainnya.
Kedelapan,
tabarruj adalah keterbelakangan.
Perbuatan
buka-bukaan adalah fitrah dari hewan ternak, tidak seorang pun yang condong
pada perbuatan tersebut kecuali dia akan hina, dia akan jatuh dari kedudukan
tingginya sebagai manusia menuju kedudukan yang paling rendah bahkan lebih
rendah dari hewan-hewan ternak. Dari sini tampaklah bahwa tabarruj adalah salah
satu tanda dari kerusakan fitrah manusia, tidak adanya rasa malu dan tanda
matinya hati.
Seorang
penyair berkata:
Anda
mengangkat pakaian hingga lutut
Demi Allah,
sungai apa yang akan kamu seberangi
Baju itu
olehmu seakan naungan di waktu pagi
Yang semakin
pendek waktu demi waktu
Anda mengira
laki-laki itu tidak punya perasaan
Padahal Anda
sendiri yang tidak punya perasaan!!
Kesembilan,
tabarruj adalah pintu kerusakan yang sangat nyata.
Bagi orang
yang mentadabburi (membaca, memahami, memperhatikan dengan seksama) nash-nash
syariat dan sejarah islam maka akan meyakini kerusakan yang besar akibat
tabarruj. Fakta di lapangan juga membuktikan hal tersebut, betapa banyak lelaki
yang bersih hatinya menjadi rusak, menjadi penuh dengan syahwat karena melihat
perempuan-perempuan lewat di hadapannnya membuka aurat, melenggok-lenggokkan
badannya dan menebarkan pesona yang luar biasa!!. Sehingga akibatnya terjadi
banyak perbuatan keji di masyarakat, para lelaki terdorong untuk melakukan
zina, seorang lelaki menjadi mudah melakukan maksiat dengan mengumbar
pandangannya dan seterusnya, hal ini terjadi di antaranya karena tabarruj.
Nasihat
Wahai wanita
muslimah, sadarlah akan keutamaaan yang besar dari Allah subhanahu wa ta’ala
bagi wanita-wanita yang senantiasa menjaga dirinya, dan wahai wanita muslimah
janganlah kalian menganggap bahwa hijab merupakan beban yang sangat berat bagi
wanita muslimah, janganlah kalian anggap bahwa Allah telah menzhalimi kalian,
bahkan sesungguhnya dalam syariat yang Allah subhanahu wa ta’ala turunkan
semuanya mendatangkan maslahat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَلا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
“Dan Tuhanmu
tidak Menganiaya seorang juapun.” (QS. Al Kahfi: 49)
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَمَا
بَيْنَهُمَا إِلا بِالْحَقِّ وَإِنَّ السَّاعَةَ لآتِيَةٌ فَاصْفَحِ الصَّفْحَ
الْجَمِيلَ
“Dan
tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya,
melainkan dengan benar.” (QS. Al Hijr: 85)
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا
وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لا تُرْجَعُونَ
“Maka Apakah
kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja),
dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?” (QS. Al Mu’minuun: 115)
Semoga kita
termasuk di dalam orang-orang yang mendapatkan keridhaan darinya sehingga kita
termasuk dalam penghuni surga yang penuh kenikmatan…
مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ فِيهَا
أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ
طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ
مُصَفًّى وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ
“Perumpamaan
(penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di
dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya,
sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari
khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang
disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan
ampunan dari Rabb mereka.” (QS. Muhammad: 15)
Shalawat dan
salam semoga senantiasa tercurah atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
keluarga dan para sahabatnya radhiallahu ‘anhum.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar